««•»»
Surah An Nisaa' 39
وَمَاذَا عَلَيْهِمْ لَوْ آمَنُوا بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقَهُمُ اللَّهُ وَكَانَ اللَّهُ بِهِمْ عَلِيمًا
««•»»
wamaatsaa 'alayhim law aamanuu biallaahi waalyawmi al-aakhiri wa-anfaquu mimmaa razaqahumu allaahu wakaana allaahu bihim 'aliimaaninna allaaha laa yazhlimu mitsqaala dzarratin wa-in taku hasanatan yudaa'ifhaa wayu/ti min ladunhu ajran 'azhiimaan
««•»»
Apakah kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebahagian rezki yang telah diberikan Allah kepada mereka ? Dan adalah Allah Maha Mengetahui keadaan mereka.
««•»»
What harm would it have done them had they believed in Allah and the Last Day, and spent out of what Allah has provided them? Allah knows them well.
««•»»
Ayat ini merupakan pertanyaan yang mengandung peringatan kepada manusia, yang mempunyai sifat dan perbuatan seperti tersebut dalam ayat di atas. Sudah jelas, mereka akan beruntung dan berbahagia serta selamat sejahtera di dunia dan di akhirat bila mereka beriman kepada Allah dan hari akhir serta mau memberikan sebagian rezeki yang telah Allah berikan kepadanya untuk kemaslahatan sesama manusia.
Sifat orang-orang yang sombong dan takabur dan mereka yang bakhil dan ria itu sudah jelas akan mendatangkan kerugian dan bahaya bagi mereka, dan mereka akan mendapat siksa nanti di akhirat.
Tetapi kenapa mereka tidak mau sadar dan insaf, tidak mau juga mengikuti ajaran Allah dan Rasul. Sungguh mengherankan sekali. Apakah mungkin karena kebodohan mereka atau mungkin karena hati mereka sudah tertutup untuk menerima kebenaran. Mengharapkan pujian dan balasan dari manusia akan banyak mendatangkan kekecewaan dan putus asa.
Apalagi kalau sudah ditimpa pula oleh musibah, maka timbullah kegoncangan-kegoncangan dan kegelisahan-kegelisahan dalam pikiran dan jiwa yang mengakibatkan putus asa dan hilang harapan. Berapa banyaknya korban yang terjadi akibat putus asa dan hilang harapan di mana manusia berani bunuh diri karenanya. Seandainya mereka orang yang beriman, tentu tidak akan ada sifat putus asa dan hilang harapan pada mereka. Mereka tentu akan sabar dan berserah diri kepada Allah.
Kalau mendapat karunia dan nikmat mereka bersyukur kepada Allah dan mempergunakan karunia itu untuk mengerjakan amal yang diridai Nya. Tapi sebaliknya, kalau dia mendapat musibah, dia sabar dan tawakal kepada Allah.
Malahan musibah itu dianggapnya sebagai ujian dari Allah untuk memperkuat imannya. Iman yang kuat dan kepercayaan yang membaja adalah senjata yang ampuh untuk mempengaruhi hidup yang beraneka ragam corak dan bentuknya, kadang-kadang menjadikan hati riang dan gembira dan kadang-kadang sedih, duka nestapa, kadang-kadang menjadikan seseorang gelak tertawa dan kadang-kadang menangis mengucurkan air mata.
Tetapi di dalam hati orang-orang yang beriman itu tetap ada keyakinan, bahwa Allah mengetahui setiap perbuatan manusia. Allah mengetahui mana manusia yang ikhlas beramal dan mana manusia yang beramal karena mengharapkan pujian manusia. Dan Allah akan memberikan balasan kepada seseorang sesuai dengan niatnya.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Apa salahnya bagi mereka jika mereka beriman kepada Allah dan hari yang akhir serta menafkahkan sebagian rezeki yang diberikan Allah kepada mereka) artinya apa bencana dan kerugiannya bagi mereka? Pertanyaan ini berarti sanggahan, sedangkan `lau` mashdariah, artinya tak ada mudaratnya di sana itu, hanya kondisi di mana mereka berada itulah yang membawa mudarat atau bencana. (Dan Allah Maha Mengetahui keadaan mereka) sehingga akan dibalas-Nya apa yang mereka lakukan.
««•»»
And what burden is on them if they were to believe in God and the Last Day, and expend of what God has provided them?, that is to say, what harm would this cause them? In other words, there is no harm therein. Rather, harm lies in what they follow (the interrogative is meant as a disavowal; the law [of law āmanū, ‘if they were to believe’] conveys the sense of the verbal noun [sc. mādhā ‘alayhim īmānuhum, ‘what burden would their belief be upon them?’]). God is ever Aware of them, and will requite them for what they have done.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Ibnu Jarir mengetengahkan dari jalur Ibnu Ishak dari Muhammad bin Abu Muhammad dari Ikrimah atau Said dari Ibnu Abbas, katanya, "Kardum bin Zaid yakni sekutu dari Ka'ab bin Asyraf, bersama Usamah bin Habib, Nafi' bin Abu Nafi', Bahri bin Amr, Huyay bin Akhtab dan Rifa'ah bin Zaid bin Tabut datang kepada beberapa lelaki Ansar memberi mereka nasihat, kata mereka, 'Jangan belanjakan harta kalian. Kami khawatir kalian akan ditimpa kemiskinan habisnya harta itu. Dan jangan buru-buru mengeluarkan nafkah, karena kalian tidak tahu apa yang akan terjadi!' Maka Allah swt. pun menurunkan mengenai mereka ini, "Yaitu orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia bersifat kikir...' sampai dengan firman-Nya, 'dan Allah Maha Mengetahui keadaan mereka.'"
(QS. An-Nisa [4]:37-39)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 38]•[AYAT 40]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
وَمَاذَا عَلَيْهِمْ لَوْ آمَنُوا بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقَهُمُ اللَّهُ وَكَانَ اللَّهُ بِهِمْ عَلِيمًا
««•»»
wamaatsaa 'alayhim law aamanuu biallaahi waalyawmi al-aakhiri wa-anfaquu mimmaa razaqahumu allaahu wakaana allaahu bihim 'aliimaaninna allaaha laa yazhlimu mitsqaala dzarratin wa-in taku hasanatan yudaa'ifhaa wayu/ti min ladunhu ajran 'azhiimaan
««•»»
Apakah kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebahagian rezki yang telah diberikan Allah kepada mereka ? Dan adalah Allah Maha Mengetahui keadaan mereka.
««•»»
What harm would it have done them had they believed in Allah and the Last Day, and spent out of what Allah has provided them? Allah knows them well.
««•»»
Ayat ini merupakan pertanyaan yang mengandung peringatan kepada manusia, yang mempunyai sifat dan perbuatan seperti tersebut dalam ayat di atas. Sudah jelas, mereka akan beruntung dan berbahagia serta selamat sejahtera di dunia dan di akhirat bila mereka beriman kepada Allah dan hari akhir serta mau memberikan sebagian rezeki yang telah Allah berikan kepadanya untuk kemaslahatan sesama manusia.
Sifat orang-orang yang sombong dan takabur dan mereka yang bakhil dan ria itu sudah jelas akan mendatangkan kerugian dan bahaya bagi mereka, dan mereka akan mendapat siksa nanti di akhirat.
Tetapi kenapa mereka tidak mau sadar dan insaf, tidak mau juga mengikuti ajaran Allah dan Rasul. Sungguh mengherankan sekali. Apakah mungkin karena kebodohan mereka atau mungkin karena hati mereka sudah tertutup untuk menerima kebenaran. Mengharapkan pujian dan balasan dari manusia akan banyak mendatangkan kekecewaan dan putus asa.
Apalagi kalau sudah ditimpa pula oleh musibah, maka timbullah kegoncangan-kegoncangan dan kegelisahan-kegelisahan dalam pikiran dan jiwa yang mengakibatkan putus asa dan hilang harapan. Berapa banyaknya korban yang terjadi akibat putus asa dan hilang harapan di mana manusia berani bunuh diri karenanya. Seandainya mereka orang yang beriman, tentu tidak akan ada sifat putus asa dan hilang harapan pada mereka. Mereka tentu akan sabar dan berserah diri kepada Allah.
Kalau mendapat karunia dan nikmat mereka bersyukur kepada Allah dan mempergunakan karunia itu untuk mengerjakan amal yang diridai Nya. Tapi sebaliknya, kalau dia mendapat musibah, dia sabar dan tawakal kepada Allah.
Malahan musibah itu dianggapnya sebagai ujian dari Allah untuk memperkuat imannya. Iman yang kuat dan kepercayaan yang membaja adalah senjata yang ampuh untuk mempengaruhi hidup yang beraneka ragam corak dan bentuknya, kadang-kadang menjadikan hati riang dan gembira dan kadang-kadang sedih, duka nestapa, kadang-kadang menjadikan seseorang gelak tertawa dan kadang-kadang menangis mengucurkan air mata.
Tetapi di dalam hati orang-orang yang beriman itu tetap ada keyakinan, bahwa Allah mengetahui setiap perbuatan manusia. Allah mengetahui mana manusia yang ikhlas beramal dan mana manusia yang beramal karena mengharapkan pujian manusia. Dan Allah akan memberikan balasan kepada seseorang sesuai dengan niatnya.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Apa salahnya bagi mereka jika mereka beriman kepada Allah dan hari yang akhir serta menafkahkan sebagian rezeki yang diberikan Allah kepada mereka) artinya apa bencana dan kerugiannya bagi mereka? Pertanyaan ini berarti sanggahan, sedangkan `lau` mashdariah, artinya tak ada mudaratnya di sana itu, hanya kondisi di mana mereka berada itulah yang membawa mudarat atau bencana. (Dan Allah Maha Mengetahui keadaan mereka) sehingga akan dibalas-Nya apa yang mereka lakukan.
««•»»
And what burden is on them if they were to believe in God and the Last Day, and expend of what God has provided them?, that is to say, what harm would this cause them? In other words, there is no harm therein. Rather, harm lies in what they follow (the interrogative is meant as a disavowal; the law [of law āmanū, ‘if they were to believe’] conveys the sense of the verbal noun [sc. mādhā ‘alayhim īmānuhum, ‘what burden would their belief be upon them?’]). God is ever Aware of them, and will requite them for what they have done.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Ibnu Jarir mengetengahkan dari jalur Ibnu Ishak dari Muhammad bin Abu Muhammad dari Ikrimah atau Said dari Ibnu Abbas, katanya, "Kardum bin Zaid yakni sekutu dari Ka'ab bin Asyraf, bersama Usamah bin Habib, Nafi' bin Abu Nafi', Bahri bin Amr, Huyay bin Akhtab dan Rifa'ah bin Zaid bin Tabut datang kepada beberapa lelaki Ansar memberi mereka nasihat, kata mereka, 'Jangan belanjakan harta kalian. Kami khawatir kalian akan ditimpa kemiskinan habisnya harta itu. Dan jangan buru-buru mengeluarkan nafkah, karena kalian tidak tahu apa yang akan terjadi!' Maka Allah swt. pun menurunkan mengenai mereka ini, "Yaitu orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia bersifat kikir...' sampai dengan firman-Nya, 'dan Allah Maha Mengetahui keadaan mereka.'"
(QS. An-Nisa [4]:37-39)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 38]•[AYAT 40]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Tidak ada komentar:
Posting Komentar